Jurnal Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia

ANALISIS DATA SEKUNDER: KORELASI ANTARA KADAR FERRITIN DENGAN AST DAN ALT PADA PASIEN THALASEMIA β MAYOR DI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA TAHUN 2024

Heru Setiawan, Nenni Mawati — Thu, 05 Jun 2025 06:26:02 +0000

Thalasemia merupakan penyakit hemolitik kronik karena kelainan genetik yang diturunkan secara autosomal resesif. Thalasemia memiliki karakteristik berupa penurunan atau pengurangan produksi rantai globin, sehingga menyebabkan eritrosit yang mudah rapuh, dan mengakibatkan berbagai macam derajatnya. Penderita thalasemia membutuhkan transfusi darah rutin seumur hidupnya yang berakibat terjadinya penumpukan atau kelebihan zat besi sehingga menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh salah satunya hati. Ferritin diperlukan untuk melihat kelebihan atau penyimpanan zat besi dalam tubuh, sedangkan AST dan ALT diperlukan untuk menggambarkan kerusakan fungsi hati akibat penimbunan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar ferritin dengan AST dan ALT pada pasien thalasemia β mayor di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari-Maret 2024. Metode penelitian ini adalah analitik korelatif dengan jumlah data RM sebanyak 102 pasien thalasemia β mayor yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata kadar ferritin sebesar 8080.44. μg/L, rata-rata kadar AST sebesar 49.23 U/L dan rata-rata kadar ALT sebesar 44.05 U/L. Hasil uji korelasi Spearman terdapat korelasi antara kadar Ferritin dengan AST (p=0.000) dengan arah positif (r=0.414) dan Ferritin dengan ALT (p=0.000) dengan arah positif (r=0.415) dengan kemaknaan (α=5%) pada pasien thalasemia β mayor di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Dari penelitian ini diharapkan pasien thalasemia β mayor untuk tetap menjalankan terapi agar mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas.

PENGARUH LATIHAN PILATES TEHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS LUMBO-PELVIC LANSIA PADA ANGGOTA PERSATUAN DIABETES INDONESIA (PERSADIA) JAKARTA TIMUR

Andy Martahan Andreas Hariandja, Erna Sariana, Wukir Asih Din Hidayati — Thu, 05 Jun 2025 06:27:23 +0000

Latar belakang: Fleksibilitas adalah kemampuan sendi, otot, ligamen, yang mengelilingi untuk bergerak bebas dalam rentang gerak yang maksimal. Penyebab penurunan fleksibilitas dengan bertambahnya usia , rentang gerak sendi berkurang sehingga mempengaruhi perubahan struktural yang dapa mengurangi elastisitas jaringan. Salah satu cara untuk meningkatkan fleksibilitas lumbo pelvic adalah dengan latihan pilates. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh latihan pilates pada peningkatan fleksibilitas lumbo pelvic lansia pada anggota perstuan diabetes indonesia (PERSADIA) Jakarta Timur. Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah pra-eksperimen dengan pendekatan one group pretest – posttes.Jumlah sampel 17 orang. Intervensi yang diberikan adalah latihan pilates. Hasil: Rata – rata fleksibilitas lumbo pelvic lansia sebelum intervensi sesbesar 7,5 dan sesudah intervensi sebesar 16,7. Hasi uji statisti menggunakan Paierd Sampel T- test didapatkan p-value 0,000. Simpulan: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada pengaruh latihan pilates terhadap fleksibilitas lumbo pelvic pada lanjut usia.

PENGARUH HEEL RAISE EXERCIE DAN KINESIOTAPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL FACIITIS PLANTARIS AKIBAT PENGGUNAAN SEPATU DINAS DI BATALYON A JAKARTA

Daffiela Sekar Pramesthi, Abdurrahman Berbudi Bowo Laksono, Rovika Trioclarise — Thu, 05 Jun 2025 06:28:12 +0000

Latar belakang: Faciitis Plantaris merupakan sebuah kondisi nyeri pada tumit yng terjadi akibat overuse atau microtrauma pada plantar facia. Salah. Tingkat kejadian faciitis planttaris mencapai 15% dari populasi Satuan Batalyon A Jakarta. Salah satu faktor risiko Faciitis Plantaris adalah rutinnya penggunaan sepatu kerja lapangan sehingga terjadi penurunan pada kemampuan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian heel raise exercise dan kinesiotaping terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada pengguna sepatu dinas di Satuan Brimob Batalyon A Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan pra-eksperimental dengan desain one group pretest dan posttest dan jumlah responden sebanyak 14 responden. Program Latihan dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan dalam 4 minggu. Pengukuran kemampuan fungsional pada pelari dilakukan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan pada kuesioner. Hasil: Didapatkan nilai rerata kemampuan fungsional sebelum intervensi 49,66 dan sesudah intervensi 60,72, dan dilakukan uji hipotesis didapatkan hasil p 0,000. Simpulan: Heel raise exercise dan kinesiotaping berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada pengguna sepatu dinas di Satuan Brimob Batalyon A dengan faciitis plantaris.

PENGARUH PILATES EXERCISE DAN WILLIAM’S FLEXION EXERCISE TERHADAP NYERI MENSTRUASI KARENA DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA

Andini Wahyuningrum, Andy Martahan Andreas Hariandja, Rovika Trioclarise — Thu, 05 Jun 2025 06:28:48 +0000

Latar Belakang : Dysmenorrhea merupakan kram otot saat menstruasi, hal ini menjadi masalah paling umum yang dialami wanita dalam gangguan menstruasi. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh Pilates Exercise dan William’s Flexion Exercise terhadap nyeri menstruasi karena dysmenorrhea primer pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan desain penelitian pre test - post test two group design. Populasi terdiri dari seluruh siswi kelas XI di SMA N 104 Jakarta dan sampel sebanyak 30 orang, 15 orang dengan intervensi Pilates Exercise, dan 15 orang dengan intervensi William’s Flexion Exercise berdasarkan kriteria inklusi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Intervensi dilakukan selama 3 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu, serta alat ukur nyeri dengan Numerical Pain Rating Scale (NPRS). Hasil: Uji Paired Sample T-Test didapatkan p=0,000 pada kelompok Pilates Exercise, sedangkan p=0,109 pada kelompok William’s Flexion Exercise. Uji Independent T-Test didapatkan p=0,001 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua intervensi tersebut. Simpulan: Metode Pilates Exercise lebih baik dibandingkan William’s Flexion Exercise dalam menurunkan nyeri menstruasi karena dysmenorrhea primer pada remaja.

PENGARUH TERAPI LATIHAN DENGAN ELASTIC BAND TERHADAP KEMAMPUAN FUNGSIONAL LANSIA DENGAN OSTEOARTHRITIS LUTUT DI PSTW BUDHI MULIA 1 JAKARTA TIMUR

Siti Rohimah, Ari Sudarsono, Erna Sariana — Thu, 05 Jun 2025 06:29:24 +0000

Latar Belakang: Lansia merupakan tahapan proses kehidupan setiap manusia. Pada lansia tubuh mengalami penurunan salah satunya sistem muskuloskeletal. Penurunan muskuloskeletal ditandai dengan menurunnya kemampuan fungsional terjadi karena osteoarthritis lutut. Untuk meningkatkan kemampuan fungsional dengan terapi latihan menggunakan elastic band. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh terapi latihan dengan elastic band terhadap kemampuan fungsional lansia penderita osteoarthritis lutut. Metode penelitian: Desain penelitian adalah pra-eksperimental. Intervensi terapi latihan menggunakan elastic band diberikan pada 20 responden. dipilih secara purposive sampling rentang usia >60 tahun dengan positif pengukuran osteoarthritis lutut. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan KOOS untuk mengukur kemampuan atau kemandirian responden. Hasil: rata-rata skor KOOS sebelum intervensi 41,87 dan setelah intervensi menjadi 51,29. Uji Paired-Sample T Test menghasilkan p value = 0,001<ɑ(0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian intervensi terapi latihan menggunakan elastic band terhadap kemampuan fungsional lansia penderita osteoarthritis lutut.

KORELASI POLA MAKAN DAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI INDONESIA

Novia Nuraini, Jomima Batlajeri, Eros Siti Suryati, Hamidah Hamidah — Thu, 05 Jun 2025 06:30:11 +0000

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan atau tinggi badannya berada di bawah standar. Masa 0 - 5 tahun adalah periode yang sangat penting dalam kehidupan yang disebut periode emas pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat yang akan mempengaruhi masa depan seorang anak. Tujuan Mengidentifikasi karakteristik terkait kejadian stunting, mengidentifikasi pola makan pada balita usia 3-5 tahun, mengidentifikasi korelasi pola makan dan kejadian stunting. Metode : Penelitian termasuk jenis penelitian kuantitatif bersifat korelasi ancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 97 balita. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 97 balita. Diambil secara total sampling dengan instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Hasil : Menunjukkan kejadian stunting tinggi sebanyak 44 balita yang mewakili (45.4%). Balita memiliki pola makan kurang baik (69.1%). Hasil analisis uji square P = 0.001. Kesimpulan : Ada hubungan pola makan balita dan kejadian stunting diwilayah Puskesmas Kota Bogor . Saran : Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas lebih memberikan edukasi dan penyuluhan mengenai pola makan yang sehat dan seimbang.

EFEKTIVITAS GLOBAL POSTURAL RE-EDUCATION EXERCISE DAN EDUKASI TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH NON-SPESIFIK PADA PEREMPUAN DI LTQ IQRO’ JATIMAKMUR

NUR ACHIRDA, RESTU ARYA PAMBUDI, CHOLIFAH NUR MAULIDA — Thu, 05 Jun 2025 06:30:46 +0000

Latar Belakang: Nyeri Punggung Bawah non-spesifik adalah salah satu masalah muskuloskeletal atau Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang umum terjadi. Salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian NPB non-spesifik yaitu jenis kelamin perempuan. Fisioterapi memiliki peran penting pada kondisi NPB non-spesifik. Metode: metode ini menggunakan quasi experimental dengan pendekatan two group pre-posttest design. Total 36 orang sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, 18 orang pada kelompok I intervensi GPR exercise dan edukasi, serta 18 orang pada kelompok II kontrol edukasi. Alat ukur yang digunakan visual analog scale. Intervensi dilakukan 2 kali seminggu selama 6 minggu. Hasil: Hasil paired sample t-test menunjukkan penurunan nyeri yang signifikan pada kelompok perlakuan (p < 0.05) dan kelompok kontrol edukasi (p < 0.05). Independent t- test terhadap rerata nyeri sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan perbedaan yang signifikan (p < 0.05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan efektivitas GPR exercise dan edukasi terhadap penurunan NPB non-spesifik pada perempuan di LTQ Iqro’.

EFEKTIVITAS OTAGO EXERCISE PROGRAMME SETELAH SENAM LANSIA TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI PSTW BUDI MULIA I

NUR ACHIRDA, NIA KURNIAWATI, TOTO AMINOTO, ANGELA SAURULITA, RATU KAREL LINA — Thu, 05 Jun 2025 06:31:24 +0000

Latar Belakang: Lansia merupakan seseorang yang rentan terhadap penurunan status kesehatan dan kemampuan fisik. Salah satu perubahan kondisi fisik yang mengganggu aktivitas sehari-hari pada lansia ialah risiko jatuh. Peristiwa ini merupakan insiden yang sering terjadi bagi lansia yang mengalami penurunan fungsi fisiologis akibat adanya proses degenerasi. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas Otago Exercise Programme dan senam lansia terhadap penurunan risiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I. Metode: Menggunakan quasi eksperimental dengan desain penelitian pre test dan post test two group design. Dilakukan selama 3 minggu dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu. Responden penelitian terdiri dari 22 orang, 11 orang sebagai kelompok perlakuan dengan intervensi Otago Exercise Programme dan senam lansia, dan 11 orang lainnya sebagai kelompok kontrol senam lansia, pada kedua kelompok dilakukan pengukuran timed up and go test sebelum dan sesudah diberikannya intervensi untuk mengukur risiko jatuh. Hasil: Uji Paired Sample T-Test didapatkan hasil p 0,000 pada kelompok intervensi Otago Exercise Programme dan senam lansia, sedangkan hasil Uji Wilcoxon kelompok kontrol senam lansia didapatkan p 0,003. Simpulan: Intervensi kombinasi Otago Exercise Programme dan senam lansia berpengaruh lebih signifikan terhadap penurunan risiko jatuh lansia yang mengalami gangguan keseimbangan dibandingkan dengan pemberian senam lansia.

PERBANDINGAN HASIL INR (International Normalized Ratio) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI HEPARIN WARFARIN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT ATMA JAYA JAKARTA UTARA

Heru Setiawan, Venna Venna, Lowisa Debora Turnip — Thu, 05 Jun 2025 06:32:36 +0000

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner yang disebabkan oleh artherosklerosis. Hal ini terjadi ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otot jantung terhambat oleh plak pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Warfarin merupakan antikoagulan yang sangat berhubungan dengan terjadinya perdarahan pada PJK. Pemeriksaan laboratorium yang sering digunakan untuk pengukuran masa protrombin dan sebagai terapi antikoagulan untuk mengetahui adanya kelainan perdarahan adalah INR (International Normalized Ratio). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil INR sebelum dan sesudah terapi heparin warfarin pada pasien penyakit jantung koroner di RS Atma Jaya. Metode penelitian ini adalah analitik komparatif dengan menggunakan 39 data RM pasien PJK yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan uji Wilcoxon. Hasil ini didapatkan rata-rata nilai INR sebelum terapi 1.849 per detik, rata-rata nilai INR sesudah terapi 1.316 per detik. Hasil uji Wilcoxon terdapat perbedaan antara nilai INR sebelum dan sesudah terapi (p=0,000) dengan kemaknaan (α=<0,05) pada pasien terapi heparin warfarin di RS Atma Jaya. Dari penelitian ini diharapkan pasien PJK untuk tetap menjalankan terapi untuk mencegah terjadinya gangguan haemostasis dan untuk menghindari terjadinya risiko perdarahan yang dapat menyebabkan kematian.

PERBANDINGAN EFEK JANGKA PENDEK DRY NEEDLING DAN STRETCHING OTOT ADDUKTOR HIP UNTUK MENGURANGI KETEGANGAN OTOT ADDUKTOR HIP PADA PELARI

Thu, 05 Jun 2025 06:33:53 +0000

Muscle tightness adalah keterbatasan gerak karena pemendekan adaptif jaringan lunak. Pelari yang mengalami masalah muscle tightness terutama pada otot adduktor hip jika tidak diperbaiki akan mempengaruhi postur tubuh dan akan menyebabkan nyeri pada punggung dan lutut. Untuk mengukur tightness adduktor hip dapat menggunakan Passive hip abduction test at 90º of hip flexion. Intervensi dry needling dan stretching dapat mengurangi tightness. Untuk mengetahui perbandingan efek jangka pendek dry needling dan stretching adduktor hip untuk mengurangi ketegangan adduktor hip pada pelari. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan desain penelitian two group pre test post test. Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang diberi dua perlakuan berbeda. Besar sampel sebanyak 30 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok. Intervensi yang diberikan sebanyak 1 kali pertemuan. Analisis data yang digunakan yaitu dengan uji Paired Sample T-Test dengan tingkat kepercayaan 95% dan uji Independent Sample T-test. Hasil penelitian pada kelompok dry needling didapatkan rerata sebelum dan setelah intervensi sebesar 25,67 dan 37,59, pada kelompok stretching sebesar 27,67 dan 36,00. Hasil Paired T-test didapatkan P value kedua kelompok 0,00. Hasil Independent T-test didapatkan P value 0,03. Terdapat pengaruh pada kedua intervensi dan terdapat perbedaan perbedaan efek jangka pendek pemberian dry needling dan stretching terhadap ketegangan otot adduktor hip pada pelari.

PENGETAHUAN, EDUKASI PHBS DAN DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MENCEGAH STUNTING

Herlyssa Azwar, Dewi Sukmawati, Sri Sukamti, Safrudin Safrudin — Thu, 05 Jun 2025 06:46:02 +0000

Stunting is one of the health problems. According to WHO (2022), cases of stunting in toddlers under 5 years of age in the world are still quite high, namely 22.3%. The high number of stunting cases is partly triggered by the low behavior of parents in preventing stunting. This study aims to determine the relationship between PHBS education factors and parental behavior in preventing stunting. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. The population and sample are parents who have children aged 0-5 years and visit the Pasar Rebo District Health Center as many as 132 respondents with a sampling technique in the form of purposive sampling. There is a significant relationship between the variables of knowledge, PHBS education and family support with parental behavior in preventing stunting. The results of this study show that parents who have good behavior are 65.2%. Most respondents have an age that is not at risk of 75.8%, are highly educated (91.7%), and are not working at 66.7%. have low knowledge about stunting of 47.7%, never been exposed to PHBS education of 43.2% and receive family support of 63.6%. There is a relationship between the variables of knowledge, PHBS education and family support with parental behavior in preventing stunting at the Pasar Rebo District Health Center. For this reason, efforts are needed to increase family knowledge about preventing stunting. Health workers continue to promote PHBS education and remind that family support is very important in preventing stunting in children aged 0-5 years.

Keywords: Stunting; Behavior; Knowledge; PHBS Education; Family Support

Gambaran Kelelahan Mata Pada Pekerja Bengkel Las

Cornelis Novianus — Thu, 05 Jun 2025 06:46:32 +0000

Kelelahan mata adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi yang kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Keterpajanan pekerjaan las terhadap sinar ultraviolet sangat tinggi hal ini dapat terjadi pada fungsi mata, tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kelelahan mata pada pekerja bengkel las metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 65 orang pekerja, pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian didapatkan pekerja bengkel las yang mengalami kelelahan mata sebanyak 81,5%, lama paparan > 5 jam sebanyak 81,5%, pekerja yang tidak menggunakan APD sebanyak 80%, jarak pengelasan yang dilakukan pekerja < 52 cm sebanyak 63,1%, dan radiasi sinar UV yang tinggi sebanyak 60%. Diharapkan pekerja bengkel las disiplin dalam menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaannya dan melakukan istirahat mata sejenak 10 -15 menit/jam agar meminimalisir kelelahan mata, bagi para pemilik bengkel las dapat menyediakan APD bagi pekerjanya sesuai dengan bahaya yang di bengkel las.

The Effect Of Rhythmic Auditory Stimulation On Dynamic Balance Of Post-Stroke Patients At Cengkareng Regional Hospital

H. Basalamah, Mohammad Ali, Achwan Achwan, Restu Arya Pambudi — Thu, 05 Jun 2025 06:46:56 +0000

Latar Belakang: Gangguan keseimbangan menyebabkan keterbatasan aktivitas kehidupan sehari-hari pada pasca stroke terutama saat berpindah dari duduk ke berdiri dan berjalan. 83% pasien stroke pada fase akut mengalami gangguan keseimbangan. Risiko jatuh meningkat sebesar 73% dalam 6 bulan setelah stroke. Rhythmic auditory stimulation (RAS) merupakan proses neuro rehabilitasi yang melibatkan gerakan berulang-ulang dengan pola ritmis sangat efektif dalam mengajarkan pasien pasca stroke keseimbangan berjalan. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pemberian Rhythmic auditory stimulation terhadap keseimbangan dinamis pada pasca stroke di RSUD Cengkareng. Metode: Penelitian ini mengguakan pre-eksperimental dengan one group pre-posttest. Penelitian ini dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Sampel penelitian ini terdiri dari 12 orang. Pengukuran keseimbangan dinamis menggunakan Time Up & Go Test (TUGT) sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Uji paired sample t-test terhadap keseimbangan dinamis sebelum dan sesudah intervensi didapatkan nilai p-value 0,002 (p-value <0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh rhythmic auditory stimulation terhadap keseimbangan dinamis pada pasca stroke di RSUD Cengkareng

PREGNANCY EXPERIENCE WITH EARLY MARRIAGE

Nur Fitri Ayu Pertiwi, Liza Laela Abida, Helmi Nurlaili — Thu, 05 Jun 2025 06:47:52 +0000

Pernikahan dini di Indonesia berdampak negatif pada kesehatan fisik, psikologis, dan sosial perempuan. Penelitian ini menggali pengalaman kehamilan pertama pada perempuan yang menikah dini di Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 5 informan utama remaja yang mengalami pernikahan dini dan 4 informan pendukung. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu merumuskan kebijakan pencegahan pernikahan dini. Kehamilan remaja akibat pernikahan dini sering disertai ketidaksiapan dan ketergantungan pada orang tua. Edukasi dan pendampingan yang tepat sangat diperlukan untuk mendukung kesehatan ibu muda.

Kata kunci : pernikahan dini, kehamilan, pengalaman

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MODALITAS TENS, MYOFASCIAL RELEASE, STRENGTHENING EXERCISE, DAN CERVICAL TRACTION PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME

Fatimah As-Syifa Khairunnisa, Wijianto Wijianto — Thu, 05 Jun 2025 06:48:17 +0000

Cervical root syndrome adalah kondisi kompresi pada akar saraf servikal. Penekanan akar saraf ini menyebabkan gejala seperti nyeri, spasme otot servikal, keterbatasan lingkup gerak sendi servikal, dan penurunan kekuatan otot yang dapat menurunkan kemampuan fungsional sehari-hari penderitanya. Penelitian ini menggunakan intervensi fisioterapi berupa TENS, myofascial release, traksi servikal, serta latihan penguatan otot leher. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari penatalaksanaan fisioterapi berupa TENS, myofascial release, traksi servikal, dan latihan penguatan otot terhadap penderita cervical root syndrome. Ini merupakan penelitian dengan metode studi kasus yang dilakukan pada seorang pasien dengan diagnose cervical root syndrome di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan November sampai Desember 2024. Penelitian ini menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur nyeri, goniometer untuk mengukur lingkup gerak sendi, Manual Muscle Test (MMT) untuk mengukur kekuatan otot, dan Neck Disability Index (NDI) untuk mengukur kemampuan fungsional sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penatalaksanaan fisioterapi dengan TENS, myofascial release, traksi servikal, dan latihan penguatan dapat menurunkan nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot, serta meningkatkan kemampuan fungsional sehari-hari penderita cervical root syndrome.

Efektivitas Myofascial Release Technique Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Kasus Myofascial Pain Syndrome Otot Serratus Anterior

Dhiki Fadhilah Ilmi, Kinkinnarti Kinkinnarti, Suryo Saputra Pradana — Thu, 05 Jun 2025 06:48:46 +0000

Myofascial pain syndrome adalah kondisi muskuloskeletal yang berulang atau kronis yang ditandai dengan kaku dan nyeri tekan lokal pada otot dan fascia, seringkali terkait dengan adanya titik pemicu myofascial. Prevalensinya cukup tinggi, dengan sekitar 54% individu mengalami gejala yang terus-menerus. Penelitian ini menggunakan intervensi fisioterapi berupa Myofascial Release Technique, Breathing Exercise, dan Infra Red untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional penderita Myofascial pain syndrome otot serratus anterior. Tujuannya adalah untuk mengetahui efek ketiga modalitas terapeutik tersebut terhadap pengurangan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional. Metode penelitian ini bersifat studi kasus pada satu pasien berusia 17 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Hardjono Kabupaten Ponorogo. Evaluasi dilakukan menggunakan Visual Analogue Scale untuk nyeri dan Shoulder Pain and Disability Index untuk kemampuan fungsional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Myofascial Release Technique, Breathing Exercise, dan Infra Red sebanyak enam kali mampu menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional penderita Myofascial pain syndrome.

Fulfillment of nutrition in adolescent pregnancy

Nur Fitri Ayu Pertiwi, Liza Laela Abida, Helmi Nurlaili — Thu, 05 Jun 2025 06:51:23 +0000

Kehamilan pada usia remaja memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan janin, salah satunya disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan gizi. Remaja hamil sering kali belum memahami peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan, serta masih dipengaruhi oleh keluhan fisik seperti mual dan kepercayaan budaya terkait pantangan makanan.Menjelaskan pemenuhan gizi seimbang pada kehamilan usia remaja di wilayah Puskesmas Kelurahan Kalibaru, Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi. Informan utama adalah lima remaja hamil berusia 17–19 tahun, dan informan pendukung terdiri dari keluarga, kader, dan bidan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Miles dan Huberman. Remaja hamil pada umumnya mengonsumsi makanan tiga kali sehari disertai cemilan, dengan variasi makanan seperti sayur, buah, ikan, dan susu. Namun, mual pada trimester pertama menjadi kendala utama dalam pemenuhan nutrisi. Selain itu, sebagian informan tetap mengonsumsi makanan yang dianggap pantangan karena kurangnya pemahaman akan risiko atau manfaat makanan tersebut. Pemenuhan gizi remaja hamil masih menghadapi tantangan baik dari faktor fisik (mual) maupun sosial budaya. Perlu adanya edukasi gizi berbasis bukti dan pendampingan yang melibatkan keluarga serta tenaga kesehatan.

EFEKTIVITAS HYPNO-BREASTFEEDING DALAM MENGATASI KECEMASAN PADA IBU MENYUSUI DI TPMB BIDAN JEHANARA TAHUN 2025

Jehanara Jehanara, Heriza Syam, Siti Masitoh, Shentya Fitriana — Thu, 05 Jun 2025 06:51:45 +0000

Penyebab kegagalan menyusui dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisik ibu, dan faktor petugas kesehatan. Faktor psikologis atau kejiwaan dapat mempengaruhi kelancaran ASI karena perasaan yang ibu rasakan dapat menghambat dan meningkatkan kadar oksitosin yang diperlukan untuk memproduksi ASI. Untuk itu hypno-breastfeeding dapat membantu untuk membuat ibu menyusui lebih nyaman dan mengurangi kecemasan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas hypno-breasfeeding dalam mengastasi kecemasan pada ibu menyusui. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasi Experiment yang melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel terdiri dari 66 responden, dengan 33 ibu menyusui di masing-masing kelompok. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data dilakukan melalui analisis univariat untuk menggambarkan karakteristik responden dan analisis bivariat menggunakan independent T-test dan dependent T-test untuk menguji efektivitas intervensi. Hasil independent T-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol dalam mengurangi kecemasan, dengan nilai p-value = 0,000 (p < 0,05) untuk kelompok eksperimen, dan p-value = 0,326 (p > 0,05) untuk kelompok kontrol. Selain itu, hasil dependent t-test juga menunjukkan bahwa hypno-breastfeeding secara signifikan efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu menyusui (p-value = 0,000). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hypno-breastfeeding dalam mengatasi kecemasan pada ibu menyusui di TPMB Bidan Jehanara tahun 2025.

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP EFIKASI DIRI KEMANDIRIAN IBU NIFAS

Junengsih junengsih, Juli Oktalia, Ani Kusumastuti, Elly Dwi Wahyuni — Thu, 05 Jun 2025 06:52:06 +0000

Kemandirian ibu nifas bisa tercapai bila kegiatan asuhan kebidanan didasari adanya kerjasama yang baik antara bidan dalam memberikan pengetahuan dan motivasi kepada ibu nifas dalam memenuhi kebutuhannya. Hal yang sangat diperlukan dalam perawatan masa nifas adalah penyelenggaraan perawatan masa nifas yang adekuat dan berkualitas. Pada keadaan seperti ini sangat penting adanya peran bidan dalam membantu kesehatan individu tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas pendidikan keseharan menggunakan media audiovisual terhadap pengetahuan,sikap dan Perilaku kemandirian ibu nifas, sehingga ibu nifas tetap sehat menjalani peran sebagai ibu baru. Selain itu ibu nifas tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasanya. Metode Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan menggunakan pre- post test with control group design. Teknik pengambilan data dilakukan secara purposive sampling. Besaran sampel penelitian menggunakan uji hipotesis beda rata-rata pada dua kelompok independen (Lameshow, 2001) sehingga didapat jumlah 30 respnden perlakuan dan 30 responden kontrol. Analisis data menggunakan uji statistik paired t-test dan Independent t-tes. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan, Sikap dan perilaku dalam kemandirian ibu nifas ibu nifas pada kelompok intervensi. Ada perbedaan pengetahun, sikap dan perilaku yang bermakna pada ibu nifas tentang kemandirian ibu nifas antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi (nilai p: 0.000). Pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual untuk ibu nifas tentang kemandirian ibu nifas dapat direplikasi untuk digunakan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK UNTUK MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI POSBINDU TAMAN ANYELIR 3 KECAMATAN CILODONG

Thu, 05 Jun 2025 06:53:00 +0000

Latar belakang: Lansia merupakan proses terakhir dalam masa pertumbuhan dalam hidup manusia dari lahir hingga menginjak usia 60 tahun. Seiring bertambahnya usia maka akan menyebabkan banyak penurunan, salah satunya adalah fungsi kognitif. Untuk melihat apakah adanya gangguan kognitif salah satunya bisa dilihat dari pemeriksaan MOCA-INA. Salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi kognitif pada lansia adalah dengan senam vitalisasi otak. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Senam Vitalisasi otak untuk meningkatkan fungsi kognitif pada lansia di Posbindu Taman Anyelir 3 Kecamatan Cilodong. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain pretest posttest with control group, sampel dipilih dengan metode purposive sampling sebanyak 26 orang. Pengukuran fungsi kognitif menggunakan MOCA-INA dan latihan dilakukan rutin seminggu 2 kali selama 4 minggu. Uji hipotesis Analisa univariat menggunakan uji paired sample t test. Analisa data bivariat menggunakan independent sample t. Hasil: Hasil uji hipotesis pada kelompok intervensi senam vitalisasi otak didapatkan p value sebesar 0,00 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Uji perbedaan dua kelompok didapatkan hasil p value sebesar 0,701 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan anatara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok yang diberikan intervensi senam vitalisasi otak sekaligus mengikuti program senam lansia rutin maupun yang hanya diberikan perlakuan senam lansia rutin. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok intervensi senam vitalisasi otak dan kelompok kontrol senam lansia rutin.

Pengaruh Latihan Mirror Therapy Terhadap Kemampuan Fungsional Upper Extremity Pada Pasien Post Stroke

Thu, 05 Jun 2025 06:53:31 +0000

Latar Belakang: Penyakit tidak menular seperti stroke terus meningkat di Indonesia dan menjadi salah satu penyebab utama kecacatan. Stroke sering kali menyebabkan gangguan fungsi ekstremitas atas yang berdampak pada penurunan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu intervensi fisioterapi yang mulai dikenal dalam rehabilitasi stroke adalah mirror therapy, yaitu teknik yang memanfaatkan stimulasi visual menggunakan media cermin untuk meningkatkan fungsi motorik. Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan mirror therapy terhadap peningkatan kemampuan fungsional upper extremity pada pasien post stroke. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental one group pretest-posttest. Total sampel sebanyak 11 orang yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Variabel bebas adalah Latihan Mirror Therapy sedangkan variabel terikat adalah kemampuan fungsional upper extremity yang diukur dengan Chedoke Arm and Hand Activity Inventory-9. Anilisis data meliputi univariat dan bivariat menggunakan Paired Sample T Test. Hasil: Rata-rata kemampuan fungsional ekstremitas atas sebelum intervensi sebesar 29,36 dan setelah intervensi meningkat menjadi 32,45, dengan nilai p = 0,00 (p < 0,05). Simpulan: Latihan mirror therapy berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan fungsional ekstremitas atas pada pasien pasca stroke. Saran: Latihan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk intervensi fisioterapi yang efektif untuk meningkatkan fungsional upper extremitu pada pasien post stroke.

PENGARUH EDUKASI VIA VIDEO ANIMASI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN USIA PERKAWINAN DI SMAN 4 CIBINONG 2025

Siti Masitoh, Cyntia Herdianti, Heriza Syam, Jehanara Jehanara, Ani Kusumastuti — Thu, 05 Jun 2025 06:54:00 +0000

Pernikahan usia dini merupakan masalah serius di kalangan remaja, yang sering kali diambil tanpa pemahaman yang cukup mengenai dampaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi menggunakan media video animasi terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) di SMAN 4 Cibinong. Metode yang digunakan adalah desain pre-eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest, melibatkan 89 siswa kelas XII yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum intervensi, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang. Setelah diberikan edukasi, terjadi peningkatan signifikan ke kategori pengetahuan baik, dengan nilai signifikansi < 0,001. Kesimpulan dari penelitian ini adalah edukasi menggunakan video animasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan remaja mengenai PUP, sesuai dengan gaya belajar visual remaja masa kini.

Pengaruh Bekam dan Olahraga terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes

Abdurahman Berbudi B L, Mohammad Ali, Toto Aminoto, Virny Dwiya Lestari — Thu, 05 Jun 2025 06:55:06 +0000

Bekam telah menjadi metode pengobatan alternatif yang semakin dikenal masyarakat Indonesia, ditandai dengan menjamurnya rumah atau klinik kesehatan yang menyediakan layanan ini. Terapi bekam dipercaya efektif dalam menurunkan kadar gula darah. Bekam adalah teknik pengobatan yang menggunakan cangkir khusus untuk membantu melancarkan aliran darah dan energi. Sedangkan senam merupakan bentuk latihan fisik yang digunakan agar tubuh tetap bugar dan sehat serta menjaga daya tahan jantung paru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi bekam basah dan senam terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di RW 08, Pamulang Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimental dengan pendekatan pre-post test with control group. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, melibatkan 40 responden yang terbagi dalam dua kelompok: 20 responden sebagai kelompok bekam dan 20 responden sebagai kelompok senam. Instrumen yang digunakan meliputi alat Easy Touch/Glukosa Kolesterol Asam Urat (GCU) dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan terdapat penurunan kadar gula darah yang signifikan sebelum dan sesudah terapi bekam basah, berdasarkan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan nilai p sebesar 0,000 (< 0,05). Pada kelompok yang diberikan latihan senam ternyata juga terdapat penurunan kadar gula darah, dengan uji berpasangan sampel t test diperoleh nilai p sebesar 0.00 (P<0.05) Uji Mann-Whitney untuk membandingkan kelompok perlakuan dan kontrol juga menunjukkan perbedaan yang signifikan, dengan nilai p sebesar 0,000 (< 0,05). Penurunan kadar gula darah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola makan dan frekuensi pelaksanaan terapi. Terapi bekam basah, dengan durasi 30 menit di titik-titik tertentu pada tubuh, dapat menjadi pengobatan alternatif untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Peneliti merekomendasikan agar terapi bekam basah dilakukan secara rutin di RW 08, Pamulang Barat, untuk menjaga kestabilan kadar gula darah sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada terapi farmakologis.

PENGARUH TANDEM WALKING EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA

Natalia Pristika Sembiring Brahmana, Roikhatul Jannah, Dwi Agustina — Thu, 05 Jun 2025 06:55:46 +0000

Latar Belakang: Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh lansia adalah penurunan kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan, khususnya keseimbangan dinamis, yaitu kemampuan untuk mempertahankan stabilitas saat bergerak atau beraktivitas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lansia adalah individu yang berusia 60 tahun ke atas. Seiring bertambahnya usia, berbagai fungsi tubuh mengalami penurunan, termasuk kekuatan otot, fleksibilitas sendi, dan fungsi sensorik, yang semuanya berkontribusi pada gangguan keseimbangan. Keseimbangan dinamis sangat penting untuk mencegah terjadinya jatuh, yang merupakan masalah utama bagi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tandem Walking Exercise terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental dengan model pre dan post. Partisipan sebanyak 15 diperiksa menggunakan purposive sampling. Variabel terikat adalah keseimbangan diukur dengan TUG. Analisa univariat dan bivariat menggunakan paired sample t-test. Intervesi fisioterapi Tandem Walking Exercise 2 kali seminggu selama 4 minggu. Hasil: Hasil menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keseimbangan dinamis, dengan rata-rata skor TUG Test yang menurun dari 19,87 (sebelum intervensi) menjadi 18,27 (setelah intervensi) dan analisis statistik menunjukkan hasil signifikan dimana p value = 0,001. Kesimpulan: Tandem Walking Exercise secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia di RS Bhayangkara TK. I Pusdokkes Polri.